Minggu, 07 November 2010

HAKIKAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN


MAKALAH
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
TENTANG
HAKIKAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM






DISUSUN OLEH :

ADE
NURLAILI

DOSEN PEMBIMBING : BUSTANURDIN, MA



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM-YAYASAN DAKWAH ISLAM (STAI-YDI)
LUBUK SIKAPING
TAHUN AKADEMIK 2010/2011


KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Allah SWT, zat penguasa seluruh alam jagat raya. Teriring pula salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Amin.
Sebagai wujud ikhtiar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mahasiswa di stai-ydi lubuk sikaping  khususnya jurusan PAI.Kami menyusun makalah ini berdasarkan fakta yang kami dapat berbagai sumber-sumber baik media cetak dan elektronik dan literature-literatur yang dijamin kebenarannya. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu untuk terselesainya makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat kami mengharapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang. Demikian pentingnya mata kuliah sejarah peradaban islam bagi mahasiswa pendidikan agama islam, maka perlu diadakan makalah yang mampu merangsang kreativitas para mahasiswa.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dan juga kepada teman –teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga kehadiran makalah ini yang berjudul Pemikiran Ilmu Kalam tentang Iman dan Kufu dapat memberi mamfaat bagi kita semua dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar.

            Lubuk sikaping, 16 oktober 2011
                                                                                                                    Penyusun


DAFTAR  ISI


PEMBAHSAN

A.    Manusia dan hakikat kejadian manusia
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan dengan akal fikiran. Ibn ‘Arabi melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa , “tak ada makhluk allah yang lebih bagus dari manusia, yang memiliki daya hidup, mengetahui, berkehendak, berbicara, melihat, mendengar, berfikir, dan memutuskan.
Islam berpandangan bahwa hakikat manusia ialah manusia itu merupakan perkaitan antara badan dan ruh. Badan dan ruh merupakan substansi yang berdiri sendiri, yang tidak tergantung adanya oleh yang lain. Islam secara tegas mengatakan bahwa kedua substansi dua-duanya adalah substansi alam. Sedangkan alam adalah makhluk . maka keduanya adalah makhluk ciptaan allah swt. Dalam sebuah ayat al-quran allah berfirman :








Artinya :
Dan sesungguhnya kami ciptakan manuisa dari sari tanah. Kemudian kami jadikan sari tanah itu air mani (terletak) dalam tempat simpanan yang teguh (rahim). Kemudian dari air mani itu kami ciptakan segumpal daging dan dari daging yang segumpal itu kami ciptakan tulang belulang. Kemudian tulang belulang itu kami jadikan dia makhluk yang baru yaitu manusia yang sempurna. Maka maha berkat (suci allah) pencipta yang paling baik. (Q.S : Al-mukminun: 12-14).
            Hakikat kejadian manusia. Memikirkan dan membicarakan mengenai hakikat manusia inilah yang menyebabkan orang tidak henti-hentinya mencari jawaban yan memuaskan tentang pertanyaan yang mendasar tentang manusia yaitu “apa,dai mana, dan kemana manusia itu”?
            Ada empat aliran berbicara tentang manusia itu, yaitu aliran serba zat,aliran  serba ruh, aliran dualism (gabungan kedua aliran yaitu aliran pertama dan aliran yang ke dua) dan aliran eksistensialisme.
            Aliran serba zat. Aliran serba zat/materi itulah hakikat dari sesuatu. Alam ini adalah zat/materi, dan manusia adalah unsure dari alam. Maka hakikat manusia adalah zat/materi. Karna manusia makhluk materi, maka pertumbuhannya berproses dari materi juga. Sebagai makhluk materi kita tentu membutuhkan makanan, dan sejauh itu kita tidak mungkin bebas untuk tidak makan,begitu juga sebagai manusia kita dipaksa untuk berfikir.jadi  segala keperluan manusia juga bersifat materi,membutuhkan kebahagiaan, kesnangan, dan sebagainya dari materi itu.
            Aliran serba ruh. Segala sesuatu yang ada di dunia ini ialah ruh. Hakikat manusia juga ruh, ruh tidak menempati ruang, sehingga tidak dapaty di sentuh dan dilihat oleh panca indra. Seorang filsuf , Fichte berpendapat bahwa “segala sesuatu yang lain (selain ruh) yang rupanya ada, hidup hanyalah suatu jenis, perumpamaan, perubahan atau penjelasan dari pada ruh.
            Aliran dualism. Aliran dualisme mecoba menggabungkan menggabungkan antara aliran materi dan zat. Aliran ini menganggap manusia ini terdiri dari da substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini tidak tergantung satu sama lainya. (badan tidak berasal dari ruh dan sebaliknya). Dalam perwujudannya manusia itu tampil dua yaitu jasad dan ruh, saling berintegrasi yang akhirnya disebut manusia. Antara jasad dan ruh saling mempengaruhi.
            Orang belum merasa puas dengan pandangan-pandangan di atas, baik dari segi zat, ruh, dan aliran dualisme. ahli-ahli filsafat modern terus memikirkan lebih lanjut tentang hakikat, manusia mana yang merupakan eksistensi manusia atau wujud manusia itu sesungguhnya, disebut kaum eksistensialis dan aliran eksistensialisme. Mereka mencari inti hakekat manusia yaitu apa yang menguasai manusia secara menyeluruh, aliran ini memandang dari segi eksistensi manusia itu sendiri, yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini. Aliran ini mengeluarkan 4 macam pandangan, yaitu:
1.      Pandangan idealistis tentang badan manusia.
2.      Pandangan materialistis tentang manusia.
Mengatakan bahwa yang ada itu hanyalah badan. Manusia itu bersifat materi
3.      Badan merupakan musuhdari roh.antara badan dan roh saling bertentangan
4.      Dan manusia sebagai jasmani yang di”rohani”kan atau rohani yang di “jasmani”kan.dalam pandangan ini antara badan dan roh menyatu dalam pribadi manusia.

B.     Tugas dan tujuan hidup manusia
            Dalam Al Quran dinyatakan bahawa Allah SWT menciptakan manusia bukan secara main-main (Q.S, Al mu’minuun/23:115), melainkan dengan suatu tujuan dan fungsi. Secara global tujuan dan fungsi penciptaan manusia itu dapat diklarifikasikan dua [1]yaitu :
1.         Khalifah
          Al Quran mengatakan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanat (Q.S, Ar ruum/3372).diantara amanat itu adalah memakmurkan kehidupan di bumi (Q.S, Huud/11:16). Manusia diberi kedudukan sebagai khalifah di muka bumi (Q.S, Al Baqarah/2:30). Menurut Ahmad Musthafa Al maraghi, kata khalifah dalam suart Al baqarah ini memiliki dua makna, pertama, pengganti, yaitu pengganti Allah SWT untuk melaksanakan titah-Nya di muka bumi. Kedua, pemimpin yang memimpin diri sendiri dan makhluk lainnya serta memakmurkan dan mendayagunakan alam semesta bagi kepentinag manusia secara keseluruhan.[2]
2.      ‘Abd (Pengabdi Allah)
Konsep ‘abd mengacu pada tugas-tugas individual manusia sebagai hamba Allah. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk pengabdian kepada Allah SWT (Q.S, Adz Dzaariyaat/5111/56) dengan penuh keikhlasan. Secara luas, konsep ‘abd sebenarnya meliputi seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya. Islam menggariskan bahwa seluruh aktivitas seorang hamba selama ia hidup di alam semesta dinilai sebagai ibadah jika aktvitas itu ditujukan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Bekerja, belajar jika ditujukan hanya untuk mencari ridha allah itu akan menjadi ibadah. Jadi semua aktivitas seorang hamba dalam seluruh dimensi kehidupan adalah ibadah jika dilakukan hanya untuk mencari ridha Allahaa semata.[3]



[1] Dr.H Samsul nizar,MA.filsafat pendidikan islam:pendekatan historis,teoritis,praktis.ciputat,2005.hal 17.
[2] Dr.H Samsul nizar,MA.filsafat pendidikan islam:pendekatan historis,teoritis,praktis.ciputat,2005.hal 18
[3] Dr.H Samsul nizar,MA.filsafat pendidikan islam:pendekatan historis,teoritis,praktis.ciputat,2005.hal 20